KISAH kasih sepasang anak manusia sudah begitu kerapnya dijadikan bahan cerita yang hadir di tengah-tengah kita dari masa ke masa, baik dalam bentuk cerita turun-temurun, buku, filem, maupun sandiwara radio.
Berbagai terminologi digunakan orang untuk melukiskan bagaimana rasanya jatuh cinta itu.
Semua itu sebenarnya merupakan fasa ketertarikan yang boleh dijelaskan secara psikologi maupun fisiologi. Pada saat kita tertarik pada seseorang, otak kita mengirimkan signal ke tubuh untuk memproduksi hormon tertentu yang akhirnya memunculkan reaksi-reaksi seperti di atas. Siapa yang boleh membuat kita tertarik tentunya sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi serta bagaimana kita tumbuh menjadi remaja dan seterusnya dewasa dalam lingkungan tertentu.
Sebagai bahagian dari satu pakej yang dikenali dengan istilah pubertas (masa peralihan), bersamaan dengan adanya perubahan fizikal, emosional, dan seksual, remaja juga mula mengalami perasaan tertarik pada lawan jenis (atau, dalam kes homoseksual dan biseksual, pada sesama jenis) yang diikuti dengan perasaan jatuh cinta. Perkara ini merupakan suatu perkaral yang normal, walaupun tidak bermakna bahwa remaja yang belum pernah jatuh cinta memiliki masalah.
Menurut kajian yang dilakukan oleh
Dengan hadirnya internet di dunia kita pada hari ini, maka interaksi kita dengan orang lain juga lebih bervariasi. Yang sebelum ini berkenalan harus secara fizikal (bertemu di sekolah, di jalan, di hentian bas, atau di acara-acara tertentu), sekarang remaja dengan mudahnya berkenalan dengan orang asing melalui chatting di internet, sekaligus juga membuka peluang untuk jatuh cinta. Namun, seperti pernah di bahas di beberapa forum lelaman web tentang cinta, keindahan dunia maya tidak selalu disertai dengan keindahan di dunia nyata. Banyak orang memalsukan identitinya di internet untuk mengambil manfaat dan keuntungan sendiri dari rakan boraknya. Perkara inilah yang mesti harus kita waspadai.